Mutiara hitam yang dikenal dengan sebutan “black pearl” merupakan salah satu jenis permata langka yang sangat diminati di pasar internasional. Salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan mutiara hitamnya adalah Kalimantan Selatan.
Mutiara hitam Kalimantan Selatan merupakan mutiara yang dihasilkan dari spesies tiram hitam (Pinctada margaritifera). Proses pembentukan mutiara hitam ini terjadi secara alami di perairan Kalimantan Selatan, khususnya di sekitar Pulau Laut.
Berbeda dengan mutiara lainnya yang umumnya digali dari dalam perut bumi, mutiara hitam Kalimantan Selatan justru ditanam di perairan dangkal. Proses penanaman mutiara ini dilakukan dengan cara memasukkan inti tiram ke dalam tubuh tiram yang kemudian diletakkan di dalam kantong jaringan tiram. Selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun, tiram akan melapisi inti tersebut dengan lapisan-lapisan zat kalsium karbonat yang membentuk mutiara.
Proses penanaman mutiara hitam ini membutuhkan ketelatenan dan keahlian khusus, karena tidak semua tiram akan menghasilkan mutiara hitam yang berkualitas. Selain itu, faktor lingkungan seperti kualitas air dan makanan tiram juga mempengaruhi kualitas mutiara yang dihasilkan.
Mutiara hitam Kalimantan Selatan memiliki keunikan tersendiri, yaitu warna hitam yang pekat dan mengkilap. Mutiara hitam ini sering kali dijadikan sebagai perhiasan mewah dan menjadi simbol kemewahan bagi pemakainya.
Dengan keindahan dan keunikan mutiara hitam Kalimantan Selatan, permintaan pasar akan mutiara ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini juga menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi para petani mutiara di Kalimantan Selatan.
Sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan industri mutiara. Dengan menjaga kelestarian alam dan meningkatkan kualitas mutiara yang dihasilkan, mutiara hitam Kalimantan Selatan bisa terus menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia di pasar global.